Suatu pagi,di Patra Office Tower, lantai 20.
Sambil menikmati hangatnya secangkir kopi susu di pantry, Roy bersama Atasannya, Martinus Sembiring (MS) terlibat diskusi santai tentang isu-isu tentang negara.
MS : "Sedang apa Roy?, Pagi-pagi udah masam kali mukamu"
Roy: "Sedang memikirkan isi Fatwa MUI Bang."
MS : "Ah kau, itu aja kau pikirin.Pusing kau nanti. Memang apa isi Fatwa MUI tersebut? tentang Ahmadiyah dan JIL?"
Roy : Bukan Bang, Ini Fatwa MUI yang tentang hukum menikahi gadis sekampung"
MS : "Oh itu.. Kau kasih tahulah ke Emakmu dan Reni dikampung sana."
Roy : "Bukan itu.Masalah Reni kan pandai-pandai emak di kampung aja."
MS : "Lalu Apa masalahnya?Memangnya apa dasar Fatwa tersebut?
Roy : "Tidak ada yang salah Bang, Fatwa itu udah benar. Menurut fatwa tersebut, kita dilarang menikahi gadis sekampung. Sebab dikhawatirkan tidak akan sanggup"
MS : "Memang kenapa? Dari mana mereka tahu tidak sanggup? Masa sama reni aja kau sanggup, ah payah kali.."
Roy : "Dengar ya Bang...Kita diminta menikahi gadis seorang saja, jangan menikahi gadis sekampung. Apa Abang sanggup menikahi gadis sekampung. Entar pemuda-pemuda sekampung yang lainnya bakalan protes karena tidak kebagian. Kan betul Bang?"
Ms : "Iya..Iya..Pintar kali kau Roy.. Besok gaji kau aku potong ya.. Kau bodoh-bodohin pula aku"
Roy : "Ah.. Janganlah Bang."
Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan 11 Fatwa yang dinilai banyak kalangan sangat kontroversial. Terutama pada 4 pasal yakni pengharaman ahmadiyah, pengharaman kawin antar agama, pengharaman aliran liberalisme, skularisme, pluralisme, dan pengharaman doa bersama antar agama yang berbeda.
Saya, yang menyandang nama Roy Baroes, sangat yakin dengan ajaran agama saya. Saya sangat yakin dengan ajaran Islam. Saya bukan orang Ahmadiyah, bukan orang NU, bukan orang orang Muhammadiyah, bukan juga orang-orang yang mengaku Islamnya liberal atau islam radikal. Yang saya tahu, agama saya Islam. Saya beribadah menurut syariat islam, saya masih selalu belajar tentang agama islam.dan tidak akan berhenti.
Entah mengapa, saya tidak suka tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok orang-orang secara paksa dan menggunakan kekerasan menyerbu Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah, di Parung , Bogor pada 15 juli lalu.
Saya jadi ingat pada sekelompok mahasiswa yang secara laten bersikukuh berebut pengaruh di kampus ITB saat saya masih mahasiswa, pada saat OS KM-ITB, maupun Pemilu President KM-ITB. Faksi-faksi dari Gamais yang saya tahu beberapa personil diantaranya merupakan kader dari salah satu partai islam dan merupakan aktifis dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) atas nama syiar agama berkali-kali melakukan tindakan yang tidak terhormat untuk merebut tampuk kekuasaan di kampus. Mulai dari meyebarkan selebaran gelap berisi Isu Atheis, menjatuhkan lawan yang tampilannya kurang Islami menurut mereka,dan propaganda - propaganda yang saya rasa tidak cukup ilmiah.
Saya pernah beberapa kali terlibat bentrok dengan mereka walau itu bukan permasalahan saya pribadi atau kelompok, tapi saya merasa cara mereka untuk meraih kekuaasan dengan menjual nama dan fanatisme agama lah yang saya tidak suka.
Sekali lagi saya katakan bahwa saya beragama Islam, saya tunduk pada ajaran-ajaran Islam. Islam yang merupakan Rahmatan lil alamin, Islam yang menghargai perbedaan, Islam yang membimbing ke arah perdamaian, Islam yang menjadikan bersaudara. Tapi, kalau ternyata saat terdapat banyak kelompok yang mulai mengatas namakan Islam untuk menindas kelompok Islam yang lain, saya rasa inilah awal dari yang namanya perang saudara.
Sambil menikmati hangatnya secangkir kopi susu di pantry, Roy bersama Atasannya, Martinus Sembiring (MS) terlibat diskusi santai tentang isu-isu tentang negara.
MS : "Sedang apa Roy?, Pagi-pagi udah masam kali mukamu"
Roy: "Sedang memikirkan isi Fatwa MUI Bang."
MS : "Ah kau, itu aja kau pikirin.Pusing kau nanti. Memang apa isi Fatwa MUI tersebut? tentang Ahmadiyah dan JIL?"
Roy : Bukan Bang, Ini Fatwa MUI yang tentang hukum menikahi gadis sekampung"
MS : "Oh itu.. Kau kasih tahulah ke Emakmu dan Reni dikampung sana."
Roy : "Bukan itu.Masalah Reni kan pandai-pandai emak di kampung aja."
MS : "Lalu Apa masalahnya?Memangnya apa dasar Fatwa tersebut?
Roy : "Tidak ada yang salah Bang, Fatwa itu udah benar. Menurut fatwa tersebut, kita dilarang menikahi gadis sekampung. Sebab dikhawatirkan tidak akan sanggup"
MS : "Memang kenapa? Dari mana mereka tahu tidak sanggup? Masa sama reni aja kau sanggup, ah payah kali.."
Roy : "Dengar ya Bang...Kita diminta menikahi gadis seorang saja, jangan menikahi gadis sekampung. Apa Abang sanggup menikahi gadis sekampung. Entar pemuda-pemuda sekampung yang lainnya bakalan protes karena tidak kebagian. Kan betul Bang?"
Ms : "Iya..Iya..Pintar kali kau Roy.. Besok gaji kau aku potong ya.. Kau bodoh-bodohin pula aku"
Roy : "Ah.. Janganlah Bang."
Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan 11 Fatwa yang dinilai banyak kalangan sangat kontroversial. Terutama pada 4 pasal yakni pengharaman ahmadiyah, pengharaman kawin antar agama, pengharaman aliran liberalisme, skularisme, pluralisme, dan pengharaman doa bersama antar agama yang berbeda.
Saya, yang menyandang nama Roy Baroes, sangat yakin dengan ajaran agama saya. Saya sangat yakin dengan ajaran Islam. Saya bukan orang Ahmadiyah, bukan orang NU, bukan orang orang Muhammadiyah, bukan juga orang-orang yang mengaku Islamnya liberal atau islam radikal. Yang saya tahu, agama saya Islam. Saya beribadah menurut syariat islam, saya masih selalu belajar tentang agama islam.dan tidak akan berhenti.
Entah mengapa, saya tidak suka tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok orang-orang secara paksa dan menggunakan kekerasan menyerbu Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah, di Parung , Bogor pada 15 juli lalu.
Saya jadi ingat pada sekelompok mahasiswa yang secara laten bersikukuh berebut pengaruh di kampus ITB saat saya masih mahasiswa, pada saat OS KM-ITB, maupun Pemilu President KM-ITB. Faksi-faksi dari Gamais yang saya tahu beberapa personil diantaranya merupakan kader dari salah satu partai islam dan merupakan aktifis dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) atas nama syiar agama berkali-kali melakukan tindakan yang tidak terhormat untuk merebut tampuk kekuasaan di kampus. Mulai dari meyebarkan selebaran gelap berisi Isu Atheis, menjatuhkan lawan yang tampilannya kurang Islami menurut mereka,dan propaganda - propaganda yang saya rasa tidak cukup ilmiah.
Saya pernah beberapa kali terlibat bentrok dengan mereka walau itu bukan permasalahan saya pribadi atau kelompok, tapi saya merasa cara mereka untuk meraih kekuaasan dengan menjual nama dan fanatisme agama lah yang saya tidak suka.
Sekali lagi saya katakan bahwa saya beragama Islam, saya tunduk pada ajaran-ajaran Islam. Islam yang merupakan Rahmatan lil alamin, Islam yang menghargai perbedaan, Islam yang membimbing ke arah perdamaian, Islam yang menjadikan bersaudara. Tapi, kalau ternyata saat terdapat banyak kelompok yang mulai mengatas namakan Islam untuk menindas kelompok Islam yang lain, saya rasa inilah awal dari yang namanya perang saudara.
Saya rasa , masih banyak cara yang diajarkan dalam Islam untuk menyelesaikan suatu persoalan dari pada melakukan tindakan anarkis terhadap perbedaan yang ada. Dan dengan pasti, ulama-ulama yang tergabung di dalam MUI lebih mengerti hal tersebut dibanding saya.
2 comments:
Alaaaa.....dah basi. Sekantor, sekampung, sekota..:P
Gimana kalo sehati ajah..hehehe..ouww so sweet...:)
Sehati? kayak judul lagu aja.
Gimana bro.. betul kan? tidak ada pornografi di blog inih?
Post a Comment