Keunguan 2
Kita tak pernah sepakat untuk menyemir langit,
Tapi malam tetap datang.
Dan ternyata aku tak kuasa menahan matahari agar tidak tenggelam.
Roy hanya diam. Ical juga tak berkomentar. Aan sebagai junior,menyibukkan diri dengan memesan kopi dan rokok buat para senior. Ia tampak tak ingin terlibat. Ebonk masih berkutat dengan pemikirannya, Ia juga merasa serba salah. Erik sendiri terlihat lelah.
Ical menggerakkan tangannya, memberikan isyarat kepada Dedi dan Pepen agar tetap aja ditempat.
"Jangan gegabah, Ini ini masalah pelik. Biar dia yang ngeberesin..." Ical berbisik.
Dedi dan pepen pun beringsut mundur..
Waktu terasa berhenti, detik - detik terasa lambat..
"Sudahlah... Tak perlu diteruskan.." Roy angkat bicara memecah keheningan."Gak ada gunanya. ..."Ia membalikkan tubuhnya, dan berjalan menjauh..
Serentak yang lainnya melepaskan nafas lega. Mereka semua setuju. Mereka perlahan meninggalkan tempat itu dan berjalan menyusul roy.
Mengalah bukan berarti kalah....
Sekian....
TAMAT
Epilog:
Postingan terakhir ini didedikasikan kepada teman-teman saya ,yang setia menanti kelanjutan dari cerita ini. Mohon maaf karena cerita terpaksa saya tamatkan atas permintaan sesorang, atau surat kaleng yang saya terima tanpa nama(
1 comment:
Yah..mana bagian pertamanya?
Post a Comment