Thursday, December 22, 2005

Prolog Sang Pelaut

Prolog episode I

Teman-teman yang saya cintai

Malam ini, bulat sudah tekat sang pelaut. Ia menurunkan jangkarnya. Menurunkan layarnya dan menurunkan skoci untuk ia gunakan esok pagi. Sementara perahu yang awal ditemukan berselimut kabut tebal kini perlahan menjadi terang bagi penumpangnya.

Ia adalah seorang pelaut yang menjadi nahkoda di atas kapalnya.Tekadnya sudah bulat bahwa perahunya harus berlabuh dan ia harus kembali dimana dulu ia tinggali. Menggeluti ruang keheningannya. Menggurat garis-garis pantainya dan menghirup udara dibawah pohon kelapa depan rumahnya.

Sekoci yang ia turunkan akan digunakannya untuk menyibakkan kabut-kabut di pulau yang telah lama ia tinggalkan. Ia akan mencari pulau dimana pulau itu berada. menjaga arah jarum kompasnya, menghadang badai, meretas lautan. Ia yakin akan menemukan jalannya. Jalan laki-laki. Jalan sang pelaut.Sebagai mana yang kerap diseritakan oleh nenek moyangnya dahulu.

Ia adalah laki-laki yang menjadi pelaut dalam hidupnya.Memecah ribuan ombak, menikmakati langit malam dengan bulan yang bersinar terang. Cahayanya terang sampai ke hati.

Ia tahu.Kesabaran adalah kunci segalanya.Dan Ia laki-laki pelaut dengan kabut ditangan,bisa bersabar hanya demi pulau itu.

ya.. hanya pulau itu.

Merdeka!!!