Thursday, August 18, 2005

Gratisan untuk yang 17-an

Suatu waktu, disalah satu bulan Agustus. Masih dalam suasana 17-an

Sebagai warga negara yang baik, Roy, Ical, Ebonk, Alga dan trobas ikut memeriahkan acara 17-an ditempat tinggalnya. Mereka mengontrak sebuah rumah di kawasan Ciheulang Bandung. Sebuah rumah semi permanen dengan halaman yang lumayan luas, dikelilingi tanaman pagar dan beberapa pohon tumbuh disekitar rumah. Bangunan tersebut tampak agak tua, berdinding bilik bambu dan jendela yang besar-besar. Rumah kuno yang orang-orang sering mengatakan mirip rumah kaum kiri atau extrimnya rumah PKI.

Selain mereka berempat ada juga Aan dan dedi sebagai junior yang merupakan tenaga bantuan dalam lomba tarik tambang HUT RI di Kelurahan.Juara harapan 1 sudah cukup pantas bila melihat profil-profil tubuh mereka yang jauh dari atletis.termasuk Aan, terkecuali Trobas

Setelah tenaga terkuras sehabis bertanding, mereka pulang kerumah.Roy membuka pintu,yang lainnya mengaso diteras rumah. Tiba-tiba Trobas menunduk dan berbisik agar semua ikut menunduk.

Trobas : " Psst..Lihat tuh, ada yang lagi ML"
Dedi : "Mana-Mana"
Ebonk : "Cerdas lo Bas kalo urusan beginian"
Alga : "Nunduk-nunduk, entar ketahuan"
Aan : "Ohhh..."
Ical : " Apaan sih lo, sanaan dikit napa? "
Roy : "Gile.. macam tak ada tempat lain saja"
Alga : "Mentang-mentang negeri ini sudah merdeka"
Ical : "Betul ga.. bukan berarti bebas ML dimana aja.. Sialan, ngerusak perjuangan aja nih"
Aan : "Ohhh..."
Trobas :"Gua yakin, laki-lakinya pasti pake viagra"
Roy : "Paling tidak pake irex lah"
Dedi : "Irek Plus plus.he.he.."
Aan : "Uhhhh.."
Trobas :"Bondage..bondage.."
Ebonk : "Apaan sih?Jempol gua ni ke injek"
Ical : "Dodol, jangan berisik"
Dedi :"Itu-tuh apa ceweknya ga luka ya?.kukunya kan tajem..."
Aan : "Ouu yeah.."
Roy : "Kenapa lo An?
Ical :"..."

Sedang asyik-asyiknya mereka menyaksikan tontonan syur gratisan, Pak RT yang juga tetangga rumah nyamperin dan teriak "Ngeliatin apaan sih? Rame Amat?"
"Oh Pak RT, Ngelihatin Itu pak" Ebonk berdiri sambil nyengir, menunjuk ke arah sepasang mahkluk yang sedang mereguk kenikmatan dunia diantara semak-semak.

Pak RT mendekat, melihat sebentar.mengambil kerikil kecil lalu
"Husss.. Husss, Kalian ini, bukannya diberhentiin. Malah ditonton..hushhh.."

Kerikil melayang, kena tepat ke pelaku adegan ML tersebut.

"mmmiiiiaaawwww.......meeeooonnnnggg....mmmiiawwwww....meeeeooonnnggg..."
(Sepasang kucing kabur..totonan gratis usai.Sejak itu kucing tak pernah lagi terlihat.Mungkin dia dendam kesumat sama Pak RT Entahlah....)

Moral of story :
1. Jangan mentang-mentang sudah merdeka, berprilaku asusila disembarang tempat. Itu salah.
2. Rayakanlah hari kemerdekaan dengan hal-hal yang positif
3. Marilah kita ciptakan Indonesia yang bersih dan bebas dari korupsi.

Wednesday, August 17, 2005

Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia

DIRGAHAYU INDONESIAKU ke 60
17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2005
Merah Putih


Semoga Negeri ini makin damai. Tidak ada lagi kesewenangan dan ketidakadilan,. Masyarakat yang adil makmur, Hidup penuh kedamaian, Tak pernah salah paham, Tidak ada penjajah dan yang dijajah, tidak ada kriminal,tidak ada hakim dan terdakwa dan selalu bicara dengan bahasa cinta dan kemanusiaan.

Semoga tingkat kesejahteraan makin meningkat.rakyat lebih dewasa dalam berdemokratis, menjunjung tinggi hukum, tidak ada lagi korupsi serta biaya pendidikan yang murah.Sehingga tidak perlu sekolah sampai ke Amerika. Jadi kalau mau sekolah bagus,S1 , S2 atau S3, Cukup ke ITB aja. Selesai perkara!!

MERDEKA!!!
MERDEKA!!!

Monday, August 15, 2005

Aceh, PISS!!!!!

Selamat buat Reza, Breed dan seluruh kawan-kawan dari Aceh.
Semoga tidak ada lagi pertumpahan darah
Semoga tidak ada lagi kesewanangan dan ketidak adilan

Selamat atas perdamaian yang baru aja akan dimulai
Sekarang tiba saatnya tanah Aceh.

Aceh... PISS!!!

Friday, August 12, 2005

PUISI PEMBERI SEMANGAT

Jalan jalan ke Tanjung Barat
Beli emas 40 karat
Walau tiap hari kerja berat
yang penting gue tetap semangat

Tiap malam mimpi orang berwajah jelek
Tertawa mengingat Jaja Miharja
Walau kepala berat dan sumpek
Tapi gue sih enjoy-enjoy saja

Pengeluaran harus irit
Meski irit bikin semangat rada redup
Walau hidup morat-marit
Gue asyik-asyik aja ngejalanin hidup

Siang panas enaknya minum es
biar badan ga cepet lemes
walau tenaga serasa di peres
Jangan kau stress... brur

Wednesday, August 10, 2005

Fatwa MUI

Suatu pagi,di Patra Office Tower, lantai 20.
Sambil menikmati hangatnya secangkir kopi susu di pantry, Roy bersama Atasannya, Martinus Sembiring (MS) terlibat diskusi santai tentang isu-isu tentang negara.

MS : "Sedang apa Roy?, Pagi-pagi udah masam kali mukamu"
Roy: "Sedang memikirkan isi Fatwa MUI Bang."
MS : "Ah kau, itu aja kau pikirin.Pusing kau nanti. Memang apa isi Fatwa MUI tersebut? tentang Ahmadiyah dan JIL?"
Roy : Bukan Bang, Ini Fatwa MUI yang tentang hukum menikahi gadis sekampung"
MS : "Oh itu.. Kau kasih tahulah ke Emakmu dan Reni dikampung sana."
Roy : "Bukan itu.Masalah Reni kan pandai-pandai emak di kampung aja."
MS : "Lalu Apa masalahnya?Memangnya apa dasar Fatwa tersebut?
Roy : "Tidak ada yang salah Bang, Fatwa itu udah benar. Menurut fatwa tersebut, kita dilarang menikahi gadis sekampung. Sebab dikhawatirkan tidak akan sanggup"
MS : "Memang kenapa? Dari mana mereka tahu tidak sanggup? Masa sama reni aja kau sanggup, ah payah kali.."
Roy : "Dengar ya Bang...Kita diminta menikahi gadis seorang saja, jangan menikahi gadis sekampung. Apa Abang sanggup menikahi gadis sekampung. Entar pemuda-pemuda sekampung yang lainnya bakalan protes karena tidak kebagian. Kan betul Bang?"
Ms : "Iya..Iya..Pintar kali kau Roy.. Besok gaji kau aku potong ya.. Kau bodoh-bodohin pula aku"
Roy : "Ah.. Janganlah Bang."

Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan 11 Fatwa yang dinilai banyak kalangan sangat kontroversial. Terutama pada 4 pasal yakni pengharaman ahmadiyah, pengharaman kawin antar agama, pengharaman aliran liberalisme, skularisme, pluralisme, dan pengharaman doa bersama antar agama yang berbeda.

Saya, yang menyandang nama Roy Baroes, sangat yakin dengan ajaran agama saya. Saya sangat yakin dengan ajaran Islam. Saya bukan orang Ahmadiyah, bukan orang NU, bukan orang orang Muhammadiyah, bukan juga orang-orang yang mengaku Islamnya liberal atau islam radikal. Yang saya tahu, agama saya Islam. Saya beribadah menurut syariat islam, saya masih selalu belajar tentang agama islam.dan tidak akan berhenti.

Entah mengapa, saya tidak suka tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok orang-orang secara paksa dan menggunakan kekerasan menyerbu Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah, di Parung , Bogor pada 15 juli lalu.

Saya jadi ingat pada sekelompok mahasiswa yang secara laten bersikukuh berebut pengaruh di kampus ITB saat saya masih mahasiswa, pada saat OS KM-ITB, maupun Pemilu President KM-ITB. Faksi-faksi dari Gamais yang saya tahu beberapa personil diantaranya merupakan kader dari salah satu partai islam dan merupakan aktifis dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) atas nama syiar agama berkali-kali melakukan tindakan yang tidak terhormat untuk merebut tampuk kekuasaan di kampus. Mulai dari meyebarkan selebaran gelap berisi Isu Atheis, menjatuhkan lawan yang tampilannya kurang Islami menurut mereka,dan propaganda - propaganda yang saya rasa tidak cukup ilmiah.
Saya pernah beberapa kali terlibat bentrok dengan mereka walau itu bukan permasalahan saya pribadi atau kelompok, tapi saya merasa cara mereka untuk meraih kekuaasan dengan menjual nama dan fanatisme agama lah yang saya tidak suka.

Sekali lagi saya katakan bahwa saya beragama Islam, saya tunduk pada ajaran-ajaran Islam. Islam yang merupakan Rahmatan lil alamin, Islam yang menghargai perbedaan, Islam yang membimbing ke arah perdamaian, Islam yang menjadikan bersaudara. Tapi, kalau ternyata saat terdapat banyak kelompok yang mulai mengatas namakan Islam untuk menindas kelompok Islam yang lain, saya rasa inilah awal dari yang namanya perang saudara.

Saya rasa , masih banyak cara yang diajarkan dalam Islam untuk menyelesaikan suatu persoalan dari pada melakukan tindakan anarkis terhadap perbedaan yang ada. Dan dengan pasti, ulama-ulama yang tergabung di dalam MUI lebih mengerti hal tersebut dibanding saya.

Monday, August 08, 2005

Sajak Sakit Hati

Kelas sosial di Indonesia ternyata cuma tiga tingkat. Di urutan teratas ada kelas pejabat yang posisinya tentu tak bisa diganggu gugat.
Di peringkat kedua kelas konglomerat. Inilah kelas yang memiliki dana raksasa dan pengaruh yang kuat. Dan, kelas yang paling bawah ditempati oleh rakyat. Sebagian besar rakyat negeri ini semenjak dulu telah terbiasa melarat.

Seperti sebuah tangga, kesenjangan kelas sosial itu tentu saja berbeda tingkat. Persaingan antarkelas takkan pernah terjadi karena hidup ini sama sekali bukanlah panggung Srimulat.
Rakyat jangan sok-sokan menggugat pejabat dan konglomerat. Rakyat mesti sadar bahwa dunia tidak adil karena aturan main yang berlaku adalah ”siapa cepat, dia dapat”.
Dua kelas teratas yang unggul terus-menerus sejak era Orde Baru adalah pejabat dan konglomerat. Mereka yang paling kuat dan—saking bahagianya— sering berdoa mudah-mudahan dunia tidak akan pernah kiamat.
Mereka sudah terlalu lama berkuasa dan terasa seperti telah berabad-abad. Hati nurani mereka telah lama hilang, hanya menyisakan kebiasaan nekat dan mudarat.

Setiap pejabat selalu menganggap penampilan dirinya nyaris tanpa cacat. Si pejabat juga merasa dirinya sangat hebat dalam semua urusan. Pidato politik dan ekonominya dia nilai sangat memikat hati rakyat.
Si pejabat pandai berdebat dan janji-janjinya serba hebat. Saking kagumnya, mulut si rakyat menganga besar sampai tak sadar bahwa ternyata ia sudah menelan seekor lalat.
Si pejabat berjanji tidak akan berkunjung ke luar negeri dalam waktu tertentu. Namun, ternyata dia melanglang buana seperti burung yang sudah tak mau lagi menclok di darat.
Kelas konglomerat dan pejabat senantiasa berhubungan erat. Mereka berdua ibarat sepasang suami-istri yang baru menjalani bulan madu ke Eropa Barat.
Kelas konglomerat memiliki hobi menyuap atau menyogok para pejabat. Tujuan mereka tentu untuk mendapatkan proyek infrastruktur, mulai dari membangun jalan tol sampai rumah untuk rakyat. Kasihan si rakyat tak pernah mendapat tempat. ”Kok hidupku susah amat?” demikian keluh si rakyat melarat.

Sudah banyak pejabat Orde Reformasi yang benar-benar kelewatan karena tega-teganya mengorupsi Dana Abadi Umat (DAU). Rakyat sering menyumpahi pejabat agar kualat, tetapi tampaknya pejabat memang tak pernah tobat.
Kalau masuk ke pengadilan, anak-anak bekas pejabat tidak boleh dijatuhi hukuman penjara yang terlalu berat. Padahal, mereka menghilangkan nyawa manusia dengan menyewa pembunuh bayaran atau ketika dalam keadaan mabuk berat.
Kalau konglomerat koperasi diadili, vonis pengadilan dengan mudah bisa disunat. Waktu pejabat mau dijebloskan penjara ia malahan berpura-pura badannya tidak sehat.
Kalau rakyat mencuri ayam atau sepeda motor diadili, dunia mereka pasti serasa telah kiamat. Rakyat biasanya pasrah dan hanya menggumam, ”Ya, apa boleh buat....”
TAK perlu marah kalau rakyat ingin mengkritisi pejabat di negeri ini. Setiap kritik bertujuan memperbaiki nasib rakyat di republik ini.
Tidak semua pejabat yang tidak tahu diri. Amat banyak pejabat yang bekerja keras dan mau mengorbankan diri.

Nah, amati baik-baik malapetaka demi malapetaka yang terjadi akhir-akhir ini. Semua bencana itu membuat hati rakyat menjadi sedih. Badan rasanya tidak enak setiap kali habis bangun pagi. Lidah sudah terlalu kelu untuk menikmati secangkir kopi. Pikiran kita kehilangan orientasi. Apalagi setelah selesai menyantap isi koran atau sehabis menyaksikan tayangan berita pagi di televisi. Berita hangat terakhir adalah mengenai korupsi dana untuk ibadah haji. Ternyata banyak sekali pejabat kita yang menikmati DAU secara sembunyi-sembunyi. Sementara rakyat kalau menunaikan ibadah haji membayar dengan uang sendiri. Rakyat yang sudah bergelar haji telah telanjur ikhlas karena toh uang mereka tidak akan pernah kembali. Padahal, kesulitan hidup menempa rakyat hampir setiap hari. Anda pasti bosan mengingat-ingat deretan bencana dan wabah yang datang bertubi-tubi dan tanpa permisi. Namun, tampaknya pejabat tidak pernah tahu diri. Sementara di Tangerang ada wabah muntaber, di silang Monas malah ada yang berpesta dengan kembang api.

Pejabat mengajak masyarakat bersama menghemat energi meskipun harga BBM sudah naik berkali-kali. Rakyat pun segera bisa memahami. Pejabat nomor satu ternyata sering berselisih paham dengan pejabat nomor dua, namun rakyat sudah tidak peduli. Pejabat atasan menyita kaset rekaman pejabat bawahan, rakyat merasa khawatir kondisi politik sudah tidak lagi terkendali. Beberapa mantan pejabat berkumpul untuk membahas nasib bangsa ini. Eh, ada yang curiga seolah-olah pertemuan itu mesti diwaspadai. Sebentar lagi pejabat yang satu itu akan pergi ke luar negeri lagi. Mulut rakyat pun akan menganga dan kemasukan lalat kembali.
Pejabat sering mengimbau agar rakyat jangan begitu dan seharusnya begini. Rakyat rasanya sih langsung mengerti.
Pejabat minta rakyat menghemat listrik yang tarifnya mahal sekali. Rakyat pun segera peduli. Pejabat mau menjual potensi minyak bumi di Blok Cepu ke Amerika Serikat (AS), rakyat saling bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi? Pejabat mau membangun jalan-jalan tol dengan modal Perpres No 36/2005, maka tanah rakyat digusuri.
Pejabat sering mematut diri. Rakyat sabar, rela berkorban, dan selalu berbesar hati.

Ah, lebih baik sajak ini saya akhiri. Nanti ada yang sakit hati lagi.

(b.shambazy)

Saturday, August 06, 2005

Iyah saya.

Saya adalah mahasiswa indonesia.

Hukum yang tidak pasti, korupsi yang merajarela, System pendidikan yang lemah dan mahal, rakyat yang tak juga dewasa berdemokrasi , pelanggaran HAM , dan blaa.. blaa.. blaa..

Tapi, pasti ada yang masih bisa saya lakukan untuk bangsa ini

Merdeka!